Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Pemilu Raya UINSA Dituding Mengotori Nilai Demokrasi

Gambar
Aksi demonstrasi Mahasiswa UINSA KajiansuryaNews - Pesta Demokrasi yang dikemas dengan Pemilu Raya Mahasiswa UINSA tadi siang (20/04) sekitar pukl 12 Wib, dinilai tidak Demokratis oleh sebagian Mahasiswa, akibatnya ada sebagian kelompok Mahasiswa yang tidak terima melakukan aksi demonstrasi dan menggeruduk TPS (Tempat Pemungutan Suara) saat Pemilu raya Mahasiswa UINSA berlangsung di Seport Centre. Dalam aksi demonstrasi itu, Peserta aksi menuntut pihak Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KOPURWA) untuk bersikap jujur dan netral. selain itu, mereka juga menuntut agar pendaftaran calon Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UINSA dibuka kembali. Pasalnya informasi dari pihak Kopurwa terlalu mendadak. Memang, Pemilu Raya tahun ini menurut Arif Romadhoni Mahasiswa angkatan 2016 terkesan aneh. menurut dia Pemilu Raya tahun ini tidak ada nilai-nilai demokrasinya sama sekali, sebab semua Mahasiswa yang berhak memilih dan dipilih pada Pemilu Raya seolah tidak punya hak. "Buktinya

KOPURWA UINSA dinilai Seperti Begal, Kerjaannya Menjegal

Gambar
KajiansuryaNews - Pergantian Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA U). Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) surabaya, yang dikemas dengan Pemilu Raya terkesan sangat lucu, pasalnya banyak mahasiswa yang tidak tau bahwa, Hari Kamis tanggal 20 April 2017 UINSA akan melaksanakan pesta demokrasi tingkat mahasiswa, yang akan dilaksanakan di Ruang Lobi Gedung Twin Tower UINSA pukul 8:00 - 12;00 Wib. Menurut salah satu mahasiswa Fakultas Syari'ah dan Hukum yang tergabung dalam Aliansi Mahsiswa 2016, pemilihan saat ini dilakukan secara sepihak, karena sejauh ini masih belum ada informasi apalagi sosialisasi terkait pemilihan yang akan digelar bsok kamis ini. "Bahkan sejauh ini saya masih belum tau nama dan rupa dari para calon yang maju dalam kontestasi politik saat ini" ungkapnya saat ditemui di Warkop Tarzan Coffe (19/04/17) Lebih lanjut Nawir mengatakan bahwa pemilihan seharusnya disosialisakan bukan disembunyikan, karena menurut dia, ini adalah ranah

Mahasiswa Angkatan 2016 Mendeklarasikan Golput Pada PEMILU RAYA Tahun Ini

Gambar
KajiansuryaNews - Mahasiswa angkatan 2016 mengambil sikap mengenai pemilu raya Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), mereka berkomitmen akan golput pada pemilihan tahun ini. Sebgai langkah taktisnya mereka melakukan rapat konsolidasi dengan seluruh perwakilan dari tiap Fakultas Selasa (18/04/17) di warkop depan Giant. Pada rapat itu, mereka memberikan penilaian bahwa pemilihan saat ini, penuh dengan taktis politis. Sehingga ghozali sebagai koordinator angkatan 16 tetap akan berkomitmen untuk menggiring teman-teman angkatan 16 supaya golput, " pemilihan saat ini menurut saya kurang logis, sebab semuanya dilakukan begitu singkat dan tidak jelas" lanjut ghozali. Menurut Shohib, koordinator angkatan 16 fakultas Febi, semunya sudah kompak untuk golput. "Teman-teman Febi sudah kompak mas untuk golput pada pemilihan ini, karena beberapa pertimbangan mendasar" jelasnya. Komentar pedas juga dilontarkan oleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, bahwa pem

UINSA dan Peraktek Budaya Bisu

Gambar
           UINSA dan Praktik Budaya Bisu B erbicara Universitas Negeri Sunan ampel Surabaya (UINSA), bukan lagi berbicara persoalan tempat ngopi dimana yang enak dan dan wi-Fi yang cepat, akan tetapi banayak persoalan serius yang antri untuk segera diselesaikan. Diantara persoalan yang masih empuk untuk dibicarakan hari ini adalah praktek budaya bisu terhadap Mahasiswa. Dalam salah satu terminologi bahasa Indonesia, bisu adalah salah satu penyakit   fisik.   Efeknya Membuat kita menjadi diam. Menahan kita untuk berargumentasi. Mengkerangkeng mulut kita untuk berucap.   Kurang lebih seperti   itulah gambarannya. Namun di sini kita tak membicarakan bisu dalam pengertian tersebut. Yang kita perbincangkan ialah bisu dalam pengertian penyakit sosial. yakni kebisuan yang mana Manusia yang terinjeksi akan bersikap diam terhadap masalah sosial. Acuh tak acuh pada tatanan sosial yang timpang. Tak mau bertanya dan protes terhadap penindasan yang ada. Sikap seperti itu sangat berba
Gambar
Pada acara Technical Meeting (TM) PMII Rayon Syariah. Bapak Suis: Dekan dan Kaprodi Buta.      Senin, 10 april, 2017       Puluhan anggota pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengikuti Technical Meeting (TM) yang diisi oleh bapak Suis selaku senior PMII dan dosen di Fakultas Syari'ah dan Hukum didepan fakultas Syariah dan Hukum, gedung (B) pada senin sore (10/04/17) sebgai pembekalan untuk mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang akan dilaksanakan pada hari jumaat (13/04/17).     Bapak Suis, sedikit merangsang jiwa idealisme, dan pentingnya ikut organisasi para anggota PMII yang akan mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD). beliau juga mengatakan bahwa Dekan dan Kaprodi Fakultas Syariah dan Hukum saat ini buta.      Beliau juga menjelaskan bahwa, Aktifis berani bicara karena benar, serta berani menuntut haknya. " coba buku makhad itu turun setelah dapat berapa bulan" tanya bapak suis pada peserta TM untuk memberikan kesadaran pada peserta bahwa hakny