Pemilu Raya UINSA Dituding Mengotori Nilai Demokrasi

Aksi demonstrasi Mahasiswa UINSA




KajiansuryaNews - Pesta Demokrasi yang dikemas dengan Pemilu Raya Mahasiswa UINSA tadi siang (20/04) sekitar pukl 12 Wib, dinilai tidak Demokratis oleh sebagian Mahasiswa, akibatnya ada sebagian kelompok Mahasiswa yang tidak terima melakukan aksi demonstrasi dan menggeruduk TPS (Tempat Pemungutan Suara) saat Pemilu raya Mahasiswa UINSA berlangsung di Seport Centre.
Dalam aksi demonstrasi itu, Peserta aksi menuntut pihak Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KOPURWA) untuk bersikap jujur dan netral. selain itu, mereka juga menuntut agar pendaftaran calon Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UINSA dibuka kembali. Pasalnya informasi dari pihak Kopurwa terlalu mendadak.

Memang, Pemilu Raya tahun ini menurut Arif Romadhoni Mahasiswa angkatan 2016 terkesan aneh. menurut dia Pemilu Raya tahun ini tidak ada nilai-nilai demokrasinya sama sekali, sebab semua Mahasiswa yang berhak memilih dan dipilih pada Pemilu Raya seolah tidak punya hak. "Buktinya angkatan 16 diwakili oleh HMJ, padahal HMJ tidak tau kehendak kami" jelas Arif.
Hal ini jelas, menurut arif sapaan akrab dari Arif romadhoni telah mengotori demokrasi itu sendiri. Pemilihan yang seharusnya berdasarkan hati nurani jusrtu dilaksanakan berdasarkan kehendak panitia "jelas sudah mas kalau kopurwa berat sebelah" lanjutnya

Terkait mengapa pencoblosan angkatan 2016 yang di wakili oleh anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Tamsil sebagai ketua HMJ Hukum Pidana Islam (HPI), menjawab bahwa itu adalah keputusan dari Kopurwa. Namun ketika ditanya alasan mengapa Kopurwa menetapkan peraturan seperti itu, tamsil menjab tidak tau "Kopurwa hanya menjelaskan yang berhak memilih hanya HMJ dan membawa surat pencoblosan itu saja yang saya tau" jelasnya saat diwawancari via Whatsaap.

"Pemilu raya Mahasiswa saat ini sangat tidak enak dipandang mas" komentar Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, mahasiswa yang tidak mau disebut namanya ini lebih lanjut mengatakan Pemilu raya tahun ini hanya diikuti oleh 25% UINSA saja.

Memang, menurut mahasiswa yang berinisial FR ini, semua keputusan persyaratannya berada diKomisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KOPURWA), "tapi kan ini pesta rakyat UINSA, ya, setidaknya semua Mahasiswa tau bahwa ada pemilihan presiden Mahasiswa". Tegasnya.
Menurut FR setidaknya ada pengumuman yang masuk akal, bukan seperti saat ini, yang oleh Mahasiswa disebut Demokrasi ala tahu bulet.


oleh; warta, kajiansurya16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOPURWA UINSA dinilai Seperti Begal, Kerjaannya Menjegal

Saya belanda, Bukan Pancasila

SURAT TERBUKA UNTUK REKTOR UINSA DARI POJOK KAMAR